ILMU
LINGKUNGAN
Ilmu lingkungan merupakan perpaduan konsep dan
asas berbagai ilmu (terutama ekologi, ilmu lainnya: biologi, biokimia,
hidrologi, oceanografi, meteorologi, ilmu tanah, geografi, demografi, ekonomi
dan sebagainya, yang bertujuan untuk mempelajari dan memecahkan masalah yang
menyangkut hubungan antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Ilmu lingkungan
merupakan penjabaran atau terapan dari ekologi.
Ilmu lingkungan merupakan ekologi yang
menerapkan berbagai azas dan konsepnya kepada masalah yang lebih luas, yang
menyangkut pula hubungan manusia dengan lingkungannya. Ilmu Lingkungan adalah
ekologi terapan. Ilmu lingkungan ini mengintegrasikan berbagai ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara jasad hidup (termasuk manusia) dengan
dengan lingkungannya. Ilmu Lingkungan juga dimaknai sebagai suatu studi
(kajian) yang sistematis mengenai lingkungan hidup dan kedudukan manusia yang
layak di dalamnya. Lingkungan
hidup dibagi menjadi dua kelompok yaitu.
1.
Lingkungan Hidup Fisik berupa gedung, danau,
gunung, cahaya dan sebagainya.
2.
Lingkungan Hidup Biologis yaitu manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan dan makhluk mikroorganis.
3. Lingkungan Sosial (Social Environment), yaitu manusia-manusia lain yang
berada di sekitar kita atau kepada siapa kita mengadakan hubungan pergaulan
B.
EKOLOGI PEMBANGUNAN
Contoh sederhana ekologi pembangunan
yang mempelajari lingkungan hidup sebagai objek kajian dalam hubungan dengan
pembangunan. Pembangunan merupakan sarana bagi pencapaian taraf kesejahteraan
manusia. Namun demikian, setiap pembangunan tidak terlepas dari adanya dampak
yang merugikan, terutama kepada lingkungan. Lingkungan menjadi semakin rusak
berupa pencemaran, dan kerusakan sumber hayati seperti penipisan cadangan
hutan, punahnya bermacam macam biota baik binatang maupun tumbuhan.
C.
KASUS PENERAPAN ILMU LINGKUNGAN
HIDUP
Saat
itu, Jepang baru bangkit menjadi negara industri, sehingga masalah lingkungan
hidup tidak terlalu mereka pedulikan. Contoh terbesar ketidakpedulian itu
adalah terjadinya kasus pencemaran Minamata, saat pabrik Chisso Minamata
membuang limbah merkuri ke lautan dan mencemari ikan serta hasil laut lainnya.
Para nelayan dan warga sekitar yang makan ikan dari laut sekitar Minamata
menjadi korban. Di tahun 2001, tercatat lebih dari 1700 korban meninggal
akibat tragedi tersebut. Tahun 60 dan 70-an, kasus polusi, pencemaran
lingkungan, keracunan, menjadi bagian dari tumbuhnya industri Jepang. Di kota
Tokyo sendiri, limbah dan sampah rumah tangga saat itu menjadi masalah besar
bagi lingkungan dan mengganggu kehidupan warga Tokyo. Barulah pada pertengahan
1970-an mulai bangkit gerakan masyarakat peduli lingkungan atau chonaikai di berbagai kota di Jepang.
Masyarakat menggalang kesadaran warga tentang cara membuang sampah, dan memilah-milah
sampah, sehingga memudahkan dalam pengolahannya. Gerakan mereka menganut tema
3R atau Reduce, Reuse, and Recycle. Mengurangi pembuangan sampah,
Menggunakan Kembali, dan Daur Ulang.
Bisakah
kita Meniru Jepang?
Melihat proses pembentukan pengolahan sampah di Jepang
tersebut, jika diterapkan di indonesia kesadaran pada sampah dan lingkungan
hidup di Jepang baru tumbuh dalam beberapa puluh tahun terakhir. Oleh karena
itu, upaya membangun kesadaran masyarakat melalui berbagai kampanye lingkungan
hidup oleh komunitas-komunitas peduli lingkungan, perlu banyak dilakukan di
setiap kota dan tempat.
0 komentar:
Posting Komentar