Sabtu, 03 Januari 2015

INDIVIDU KELURAGA DAN MASYARAKAT

INDIVIDU KELURAGA DAN MASYARAKAT

 

 

1.1.      Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk individu, keluarga dan masyarakat oleh karenanya manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosisal yang selalu hidup berkelompok atau berorganisasi dan membutuhkan orang lain. Masyarakat merupakan wadah berkumpulnya individu-individu yang hidup secara sosial, masyarakat terdiri dari ‘Saya’, ‘Anda’ dan ‘Mereka’ yang memiliki kehendak dan keinginan hidup bersama. Kita tahu dan menyadari bahwa manusia sebagai individu dan makhluk sosial serta memahami tugas dan kewajibannya dalam stiap tatanan kehidupan berkelompok dan dalam struktur dan sistem sosial yang ada. 

2.1.      Pengertian Individu Keluarga dan Masayarakat
A.      Individu
 Individu berasal dari kata latin yakni kata individuum, yang memiliki arti “yang tak terbagi”, jadi  individu adalah suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan  suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Manusia dikatakan menjadi individu apabila pola tingkah lakunya sudah bersifat spesifik didalam dirinya dan bukan lagi menuruti pola tingkah laku yang umum. Dalam hubungan ini dapat dicirikan,apabila manusia dalam tindakan-tindakannya menjurus kepada kepentingan pribadi,maka disebut manusia sebagai makhluk individu. Sebaliknya,apabila tindakan-tindakannya merupakan hubungan dengan manusia lainya,maka manusia itu dikatakan makhluk sosial.
B.       Keluarga
Keluarga (bahasa Sanskerta: “kulawarga”; “ras” dan “warga” yang berarti “anggota”) adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut. 
Keluarga adalah kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga  merupakan sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan itu sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial yang terdiri dari suami-istri dan anak-anak yang belum dewasa.

C.      Masyarakat
Society yang berasal dari kata Latin socius, yang artinya kawan. Istilah masyarakat dari bahasa Arab syakara yang artinya ikut serta, berpartisipasi. Dalam arti luas yang dimaksud masyarakat ialah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dengan tidak dibatasi lingkungan, bangsa dan lain-lain.

2.1.1  Hubungan Antara Individu, Keluarga dan Masyarakat
 Aspek individu, keluarga dan masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Yakni, tidak akan pernah ada keluarga dan masyarakat apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya serta menumbuhkembangkan perilakunya. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa perilaku sosial suatu individu tersebut bergantung dari keluarga dan masyarakat disekitarnya. Keluarga sebagai lingkungan pertama seorang individu memiliki peran paling besar dalam pembentukan sikap suatu individu, sedang masyarakat merupakan media sosialisasi seorang individu dalam menyampaikan ekspresinya secara lebih luas. Sehingga dapat menjadi suatu tolak ukur apakah sikapnya benar atau salah dalam suatu masyarakat tersebut. 

2.1.2    Problematika Individu, Keluarga dan Masyarakat
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada.. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain : 
Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dan lain-lain.
Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dan lain-lain.
Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dan sebagainya.
Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dan sebagainya. 



Ahmadi, Abu. 2003.Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
TIM Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2012.IAD-ISD-IBD. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press
Hartono dan Aziz, Arnicum. 2008.MKDU: Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Tim ISBD UNESA. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Surabaya: Unesa University Press

PENGALAMAN PRIBADI TOPIK  INDIVIDU
KELURAGA DAN MASYARAKAT

Didalam sebuah keluarga ayah, ibu dan anak memiliki peranan masing-masiang yang dimana peranan Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Peranan Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. Peran Anak  yaitu anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Selain memiliki peranan masing masing didalam sebuah keluatga pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok misalnya saja pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya, pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga, pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing, sosialisasi antar anggota keluarga, pengaturan jumlah anggota keluarga, pemeliharaan ketertiban anggota keluarga, penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas, membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

Fungsi dari kelurga  adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa, mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik, melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman, menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga, memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar